Selasa, 12 Agustus 2014

Sejarah dan Keunggulan Jurusan Ekonomi Pembangunan

Ekonomi Pembangunan

Ekonomi Pembangunan
EKONOMI PEMBANGUNAN
PENYUNTING : SUDJILAH, DRA., SE., ME.,Dr

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ekonomi pembangunan bukan merupakan ilmu yang baru karena pada dasarnya ekonomi pembangunan ini bangkit kembali dari tidur lelapnya. Memang selama ini bidang yang satu ini agak terabaikan dengan beberapa alasan diantaranya :
1.    Beberapa negara berkembang sebelum PD II adalah merupakan daerah jajahan, sehingga para penjajah beranggapan untuk tidak perlu memperhatikan perkembangan daerah penjajahannya.
2.    Kurangnya usaha para pemimpin masyarakat yang dijajah untuk membahas masalah-masalah pembangunan ekonomi. Mereka memiliki dasar pembenar bahwa pembangunan ekonomi bisa dilakukan bila penjajahan berakhir.
3.    Di lingkungan ekonomi, penelitian dan analisis mengenai masalah pembangunan ekonomi masih terbatas. pada era tersebut, para ekonom barat memusatkan perhatiannya pada bagaimana mengatasi masalah kemelesetan ekonomi dan pengangguran karena pada dekade awal abad 20,  depresi dan pengangguran merupakan masalah yang utama.
Kondisi demikian mulai berubah pasca PD II. Segenap perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai tercurah dengan pesat. Hal ini didasari oleh beberapa alasan, yaitu :
1.    Kemauan dan keinginan dari negara-negara bekas jajahan untuk mengejar ketertinggal mereka dengan negara-negara bekas penjajahnya. misalnya Indonesia, India, Pakistan, Korea. negara-negara tersebut relatif miskin dan menghadapi masalah kependudukan yang sangat serius.
2.    Berkembangnya perhatian negara-negara maju terhadap Negara Sedang Berkembang dengan alasan kemanusiaan sehingga mereka bersedia untuk membantu proses pembangunan di NSB. (alasan ekonomi)
3.    Alasan yang lain adalah untuk memperoleh dukungan dalam perang ideologi antara Blok Barat dengan Blok Timur. (alasan politis).
2. Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan
Ada beberapa cakupan bahasan dalam Ekonomi Pembangunan diantaranya adalah :
1.    Pertumbuhan Ekonomi,
2.    Kemiskinan,
3.    Pembentukan Modal,
4.    Pengerahan Tabungan Dan
5.    Bantuan Luar Negeri.
Memang dalam perkembangannya terjadi banyak pro dan kontra mengenai topik yang menjadi bahasan dalam ekoomi pembangunan, hal ini dipicu oleh miskinnya teori-teori pendukung yang dapat menciptakan kerangka dasar yang berlaku secara generik dalam memberikan gambaran mengenai proses pembangunan ekonomi. Meski demikian bukan berarti bahwa pola analisis ekonomi tidak dapat dijamah sama sekali. karena itu pada hakekatnya pembahasan dalam ekonomi pembangunan dapat dimasukkan dalam dua kelompok.
Kelompok pertama, adalah pembahasan mengenai pembangunan ekonomi baik yang deskriptif maupun analistis yang memberikan gambaran tentang berbagai sifat perekonomian dan masyarakat di NSB serta implikasi sifat-sifat tersebut untuk pembangunan ekonomi di kawasan yang bersangkutan.
Kelompok kedua bersifat memberikan berbagai pilihan kebijaksanaan pembangunan yang dapat dilaksanakan dalam upaya untuk mempercepat proses pembangunan di NSB.
Dengan uraian tersebut maka dapatlah dirumuskan bahwa, Ekonomi Pembangunan adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi  yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi NSB dan mencari cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah itu agar negara-negara tersebut dapat membangun ekonominya lebih cepat lagi (
Arsyad;1999:6).
Selain itu diartikan juga bahwa : Ilmu Ekonomi Pembangunan adalah ilmu yang memperlajari pembangunan ekonomi . (Hakim;2002:8).
Sedangkan yang dimaksudkan dengan Pembangunan Ekonomi , dikatakan ada atau terjadi jika Pendapatan Nasional riil sebuah negara berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu bertumbuh dalam tingkat 5 sampai 7 persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang. Pengertian yang lain mengatakan bahwa Pembangunan Ekonomi dikatakan ada atau terjadi jika pendapatan nasional riil per kapita sebauah negara (diukur dalam GNP riil perkapita atau dalam GDP riil perkapita) berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu tumbuh dalam tingkat 5 sampai 7 persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang.
Diakui bahwa memang masing-masing definisi tersebut mengandung banyak kelemahan, dan seiring dengan perkembangan jaman maka Pembangunan Ekonomi diartikan sebagai berikut : upaya penghapusan atau pengurangan tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan tingkat pendapatan antara penduduk, dan penyediaan lapangan kerja dalam konteks yang terus berkembang, serta upaya untuk mengatasi keterbatasan pola pikir dari masyarakat negara-negara berkembang.
Pengertian yang lain mengatakan bahwa Pembangunan Ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya.
Pembangunan Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suau proses yang menyebabkan kenaikan   pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Kesimpulannya adalah bahwa dalam pembangunan ekonomi mengandung hal-hal sebagai berikut :
1.    Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus menerus.
2.    Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita
3.    Kenaikan pendapatan perkapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang
4.    Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya). Sistem kelembagaan ini bisa ditinjau dari 2 aspek yaitu aspek perbaikan di bidang organisasi (institusi) dan perbaikan di bidang regulasi (baik legal formal maupun informal).
Konsep lainnya,   yang tidak kalah pentingnya dalam Ekonomi Pembangunan adalah Pertumbuhan Ekonomi. Konsep ini menekankan pada proses kenaikan GNP atau GDP tanpa memperhatikan kondisi pertumbuhan penduduk dan perubahan struktur ekonomi. dan teknik produksi baru juga harus ditingkatkan.
Pembentukan Modal Tetap Bruto
3. Persyaratan Dasar Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi tidak dapat dicapai semata-mata dengan menyingkirkan hambatan yang menghalangi kemajuan ekonomi. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi ialah: upaya untuk berhemat (ekonomis), peningkatan pengetahuan atau penerapannya dibidang produksi, dan peningkaan jumlah modal atau sumber lain perkepala.
Tiga konsep ini nampaknya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai asa itulah beberapa persyaratan pembangunan diperlukan, yaitu:
1.    Atas dasar kekuatan sendiri maksudnya bahwa pertumbuhan harus bertumpu pada kekuatan sendiri. Kekuatan luar adalah sebagai pelengkap kekuatan nasional, membantu bukan menggantikan. Ketergantungan pada luar negeri hanya akan menguntungkan pemodal asing yang akan menguras sumber-sumber kekayaan alam dalam negeri saja.
2.    Menghilangkan ketidak sempurnaan pasar  ketidak sempurnaan pasar mengakibatkan immobilitas faktor dan menghambat ekspansi sektoral dan pembangunan. Untuk meniadakannya, maka lembaga sosio ekonomi yang ada harus diperbaiki dan diganti dengan yang lebih baik. Fasilitas kredit yang murah dan lebih luas harus disediakan bagi para petani, pedagang kecil dan usahawan dan pengetahuan mereka mengenai pasar dan teknik produksi harus ditingkatkan.
3.    Perubahan struktural  mengandung arti peralihan dari masyarakat tradisional menjadi ekonomi industri modern, yang mencakup peralihan lembaga, sikap sosial dan motivasi yang ada secara radikal, perubahan struktural semacam ini meyebabkan kesempatan kerja semakin banyak dan produktivitas meningkat serta penggunaan sumber daya baru dan teknologi juga akan semakin meningkat.
4.    Pembentukan modal Ada yang menyebutkan hal ini sebagai kunci utama pembangunan ekonomi. Proses pembentukan modal melewati tiga tahapan, yaitu (1) kenaikan volume tabungan nyata yang tergantung pada kemauan dan kemampuan menabung, (2) keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk menggalakkan dan menyalurkan tabungan agar dapat dialihkan menjadi dana yang dapat diinvestasikan, dan (3) penggunaan tabungan untuk tujuan investasi dalam barang-barang modal dalam perusahaan, pembentukan modal biasanya dibarengi dengan pembentukan keahlian karena keahlian berjalan seiring  dengan pembentukan modal.
5.    Kriteria investasi yang tepat  Kriteria investasi harus memenuhi persyaratan: penggunaan paling produktif, proyek diarahkan pada peningkatan manfaat buruh secara maksimum, diarahkan pada pemanfaatan bahan dalam negeri, pertumbuhan yang seimbang (menjamah semua ranah sektor perekonomian).
6.    Persyaratan sosio budaya  perbedaan tetap diakui ada tetapi jangan dijadikan wahana untuk saling  merugikan satu sama lain.
7.    Administrasi  menciptakan good government dan clean government, kebutuhan akan pemerintahan yang bersih dan berwibawa akan sangat mendukung pelaksanaan pembangunan ekonomi. Pemerintah harus memberikan layanan kepada masyarakat kapan saja dibutuhkan untuk mendorong pembangunan ekonomi, ketertiban, keadilan, pertahanan dan lain-lainnya.
5.    Evolusi Makna Pembangunan
Sejak semula yang membedakan negara maju dengan NSB adalah pendapatan rakyatnya. Dengan ditingkatkannya pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat terpecahkan, misalnya melalui apa yang dinamakan dengan “dampak merembes ke bawah” (trickle down effect) (Kuncoro;2000:7). Indikator keberhasilan pembangunan semata-mata dilihat dari meningkatnya GNP perkapita riil. Artinya kata kunci dalam pembangunan adalah pembentukan modal. Karena itu dikatakan bahwa akselerasi pembangunan yang dianggap paling tepat adalah dengan  mengundang pemodal asing dan melakukan industrialisasi.
Paradigm tersebut sejatinya diilhami oleh Pengalaman Negara-negara Eropa (eurocentrism) (Hettne, 1991 dalam Kuncoro;2000:8). Paham ini ditandai dengan munculnya kapitalisme, naiknya masyarakat borjuis sebagai kelas yang dominan, relative berhasilnya revolusi industry dan diperkenalkannya pertumbuhan sebagai ide perkembangan masyarakat. Mainstream Eropa diterjemahkan lebih lanjut oleh model Liberal, strategi kapitalis Negara, model soviet dan Keynesianisme. Model liberal mendasarkan diri pada berlangsungnya mekanisme pasar, industrialsiasi yang bertahap dan perkembangan teknologi, kapitalis merupakan reaksi dari paradigm modernisasi, sedangkan Keynesian merupakan manifestasi dari kapitalisme yang telah mencapai tahap dewasa yang intinya menghendaki campur tangan peemrintah dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
6.    Paradigma Baru Dalam Pembangunan
Pertumbuhan (growth) tidak sama dengan pembangunan (development). Pertumbuhan ekonomi sarat dengan masalah-masalah pengangguran, kemiskinan di perdesaan, distribusi pendapatan yang timpang dan ketidakseimbangaan structural (Sjahrir dalam Kuncoro;2000:9). Fakta ini yang agaknya memperkuat keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan (necessary) tetapi tidak mencukup (sufficient) bagi proses pembangunan. Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional, sedangkan pembangunan ekonomi berdimensi lebih luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal inilah yang menimbulkan pengkajian ulang tentang arti pembangunan sebagai pergerakan ke atas dari seluruh system social, pertumbuhan dengan perubahan (growth with change), terutama perubahan-perubahan nilai dan kelembagaan. Kondisi ini dilandasi argument adanya dimensi kualitatif yang jauh lebih penting disbanding pertumbuhan ekonomi. Hal inilah yang merupakan pemacu sekaligus pemicu munculnya paradigm baru dalam pembangunan ekonomi.
Paradigma-paradigma baru dalam pembangunan yang dimaksud adalah pertumbuhan dengan distribusi, kebutuhan pokok (basic needs), pembangunan mandiri (self reliant- growth), pembangunan berkelanjutan dengan perhatian terhadap alam (ecodevelopment), pembangunan yang memperhatikan  ketimpangan pendapatan menurut etnis (ethnodevelopment). Karena itu boleh dikatakan bahwa pembangunan harus dilihat sebagai proses yang multidimensi yang mencakup tidak hanya pembangunan ekonomi, namun juga mencakup perubahan-perubahan utama dalam struktur social, perilaku dan kelembagaan.
6. Manfaat Pembangunan Ekonomi
1.    Output kekayaan dari masyarakat akan bertambah
2.    Pilihan menjadi semakin luas
3.    Memberikan kemampuan yang lebih besar kepada manusia  untuk menguasai alam, dan akan dapat mempertinggi kebebasan manusia untuk mengadakan suatu tindakan tertentu.
4.    Dapat diperoleh suatu tambahan kebebasan untuk memilih kesenangan yang lebih luas. Dalam perekonomian yang masih primitif orang dipaksa untuk bekerja keras hanya untuk mempertahankan hidupnya untuk sekedar tidak mati.
5.    Idealnya untuk mengurangi gap antara yang kaya dan yang miskin, antara negara maju dan negara sedang berkembang.
6.    Memungkinkan orang untuk memikirkan lebih banyak sifat-sifat kemanusiaan oleh karena semakin banyaknya sarana yang tersedia. (Prayitno;1996:44).
II. INDIKATOR PEMBANGUNAN
Meier (1995:7) mengatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana pendapatan perkapita suatu Negara meningkat selama kurun waktu yang panjang, dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah “garis kemiskinan absolute” tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang. Dengan mencermati pengertian tersebut, Kuncoro (2000:18) mengatakan maka indikator-indikator kunci pembangunan pada dasarnya dapat diklasifikasikan ke dalam : indikator ekonomi adalah GNP per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP perkapita dengan Purchasing Power Parity, sedangkan indikator social meliputi HDI (Human Development Index) dan PQLI (Physical Quality Life Index) atau Indeks Mutu Hidup
1. Indikator Ekonomi (indicator moneter)
■ Klasifikasi Negara-negara berkembang
Salah satu klasifikasi yang dibuat oleh Bank Dunia adalah :
1.    Negara-negara berpendapatan rendah ($675 atau kurang) pada tahun 1993.  low income economies.
2.    Negara-negara dengan pendapatan menengah ($ 675 – $ 8.355) pada tahun 1993  middle income economies. Kuncoro (2000:19)  memilah lagi menjadi lower middle income economies ($695-$2.785), upper middle income economies ($ >2785 – < $8.626).
3.    Negara-negara dengan pendapatan tinggi ($8.356  lebih) pada tahun 1993.  (Hakim;2002:22).
4.    Dunia (World) meliputi semua Negara di dunia termasuk Negara-negara yang datanya langka dan dengan penduduk kurang dari 1 juta jiwa (Kuncoro;2000:19).
Tahun 1993, World Bank memperkenalkan beberapa sebutan bagi beberapa Negara, yaitu :
1.    High Performaing Asian Economies (HPAEs): 1. The four Tigers (Hongkong, Korsel, Singapura, Taiwan), 2. Newly Industrializing Economies (NIEs) (Indonesia, Malaysia dan Thailand).
2.    Asia Timur mencakup semua Negara berpenghasilan  rendah dan menengah di kawasan Asia Timur dan Tenggara serta Pasifik.
3.    Asia Selatan mencakup Bangladesh, Bhutan, India, Myanmar, Nepal, Pakistan dan Srilangka.
4.    Sub-Sahara Afrika meliputi semua Negara dis ebelah selatan gurun Sahara termasuk Afrika Selatan, namun tidak termasuk Mauritius, Reunion dan Seychelles.
5.    Eropa,Timur Tengah dan Afrika utara mencakup Negara berpenghasilan menengah di kawasan Eropa (Bulgaria, Chekoslovakia, Yunani, Hungaria, polandia, Portugal, Rumania, Turki dan Bekas Yugoslavia) dans emua Negara di kawasan Afrika Utara dan timur Tengah, serta Afganistan.
6.    Amerika Latin dan karibia terdiri atas semua Negara Amerika dan karibia disebelah selatan Amerika serikat. (World Bank1993;dalam Kuncoro;2000;:22)
■ Pendapatan per Kapita .
Indikator ini paling banyak dipergunakan sebagai indikator dalam pembangunan ekonomi suatu Negara, selain itu juga dipakai untuk arena pembeda antara Negara maju dengan Negara Sedang Berkembang. Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu: 1. Indeks kesejahteraan hanya bersumber dari pendapatan perkapita. Maknanya bahwa tidak selamanya ukuran ini benar-benar mencerminkan kondisi seseorang. Masih banyak hal lain yang menentukan kesejahteraan seseorang, misalnya adalah kondisi geografis, iklim, kebebasan berpendapat dll. 2. Ada sebagian bidang pekerjaan yang sejatinya bila ditelisik lebih lanjut produktif tetapi terlewatkan tidak diperhitungkan dalam pendapatan nasional.3. Tidak  dipertimbangkannya perilaku penduduk, misalnya ada penduduk yang suka meluangkan waktu senggang (leisure time)  dan enggan untuk bekerja keras untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. 4. Pencapaian pembangunan ekonomi semakin banyak membutuhkan pengorbanan masyarakat. 5. Perhitungan ini mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan antar Negara.
■ Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih
Dilakukan dengan penyempurnaan nilai-nilai GNP yang dikenal dengan Net Economic Welfare (NEW). NEW dilakukan dengan dua cara yaitu koreksi Positif dan koreksi Negatif. Koreksi positif dilakukan dengan mencermati waktu senggang (leisure time) yaitu yang berkaitan dengan jumlah jam kerja dalam seminggu, dan perkembangan sektor informal. Waktu senggang ini bisa saja meningkat yang artinya adalah bahwa pendapatan perkapita menurun tetapi masyarakat merasa lebih sejahtera. Sedangkan sektor informal dipilah menjadi dua yaitu legal dan melawan hukum. Kegiatan legal tapi terluput dari perhitungan adalah kegiatan yang dilakukan sendiri dirumah dan kegiatan illegal misalnya adalah mereka yang berkecimpung dalam Black Market sehingga mereka terhindar dari pajak. Koreksi Negatif, berkaitan dengan masalah kerusakan lingkungan (misalnya penambangan pasir, galian batu kali, polusi udara), mestinya dikurangkan dalam perhitungan GNP untuk mendapatkan NEW.
■ GDP dengan Purchasing Power Parity
Perhitungan dengan GDP memiliki beberapa kelemahan dalam perhitungan pendapatan sebuah negara, karena kesemuanya diukur dalam satu mata uang yang sama. Untuk menetralsiir, maka dipergunakan PPP yang mencerminkan daya beli satu unit mata uang local untuk membeli barang dan jasa di negara yang bersangkutan, yang mungkin lebih rendah atau lebih tinggi daya belinya untuk membeli barang/jasa di negara lain pada kurs valas yang berlaku.
2. Indikator Sosial (indicator non moneter)
Indikator ini ini antara lain meliputi : tingkat harapan hidup, konsumsi protein hewani perkapita, % anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah, % anak yang sekolah di kejuruan, jumlah surat kabar, jumlah telepon, jumlah radio, % lelaki dewasa di sektor prtanian, % tenaga kerja yang bekerja di sektor listrik, gas, air, kesehatan, pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, PDB yqng berasal dari industri pengolahan, konsumsi energi/kapita, konsumsi listrik/kapita, konsumsi baja/kapita, nilai perkapita perdagangan LN.
Kelemahan GNP sebagai ukuran kesejahteraan, diantaranya adalah tidak memasukkan produksi yang tidak melalui pasar seperti perekonomian subsisten, jasa ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga, transaksi barang bekas, kerusakan lingkungan, sector informal, kerusakan lingkungan dan distribusi pendapatan. Karena itu muncul indikator lain sebagai pelengkap ataupun alternative dari indikator kesejahteraan/kemakmuran yang tradisional.
■  Indeks   Mutu  Hidup / Physical Quality Life Index  merupakan index komposit 3 indikator yaitu: harapan hidup pada usia satu tahun, angka kematian dan tingkat melek huruf.
■  Human Development Index  berdasarkan tiga indikator yaitu usia panjang yang diukur dari tingkat harapan hidup, 2. Pengetahuan yang diukur dari rata-rata tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat membaca dan rata-rata tahun sekolah, 3. Penghasilan yang diukur dengan pendapatan perkapita riil menurut daya beli mata uang masing-masing Negara dan asumsi utilitas marginal penghasilan. Ada 3 kelompok HDI yaitu 1. low human development dengan nilai 0,0 hingga 0,50. 2. Medium human development dengan nilai 0,51 hingga 0,79 dan 3. Negara dengan nilai HDI tinggi/high human development diatas 0,80. Hitungan ini adalah secara relative bukan absolute, dan HDI memfokuskan pada tujuan akhir (usia panjang, pengetahuan dan pilihan material) pembangunan dan tidak sekedar alat pembangunan (hanya GNP perkapita). Indeks Kualitas Hidup/IKH atau Physical Quality of Life Index /PQLI, merupakan indeks gabungan dari  tingkat harapan hidup, angka kematian dan tingkat melek huruf. Tahun 1990 UNDP mengembangkan suatu indeks yang sekarang dikenal sebagai Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index = HDI). Indikator-indikator yang dipergunakan adalah : tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf dan tingkat pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing negara. HDI berkisar seputar 0 -1, dimana bila indeks semakin mendekati angka 1 berarti angka indeks pembangunan manusianya semakin tinggi. Dan yang terakhir adalah indeks campuran yang antar lain muatannya meliputi : pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan kerja, Keluarga Berencana dan fertilitas, Ekonomi (income perkapita), kriminalitas, perjalanan wisata, akses ke media massa.
■ Kesamaan Karakteristik Negara-negara Berkembang
Secara umum kesamaan yang bisa dijumpai diantara negara-negara berkembang adalah :
1.    Standar hidup yang rendah, hal ini disebabkan oleh pendapatan yang rendah, ketimpangan distribusi pendapatan yang tinggi, buruknya pelayanan kesehatan, sistem pendidikan yang tidak memadai.
2.    Produktivitas yang rendah, yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu : 1. kekurangan input komplementer dalam proses produksi (akumulasi kapital), 2. Faktor kelembagaan kurang mendukung, 3. Kualitas kekuatan dan kesehatan fisik pekerja yang ikut memperlemah produktivitas kerja.
3.    Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban ketergantungan yang tinggi.
4.    Angkatan Kerja dengan Skill yang rendah,Tingkat pengangguran Penuh dan Terselubung yang tinggi dan terus tumbuh.
5.    Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor  barang-barang primer.
6.    Dominan, tergantung, dan rentan dalam hubungan internasional (Todaro:1994:38-54)
7.    Tingginya proporsi angkatan kerja disektor pertanian
8.    Ketidak cukupan teknologi dan Kapital
9.    Rendahnya Tingkat Tabungan
10.    Perekonomian Dualistik
11.    Ketergantungan yang bervariasi pada perdagangan internasional
12.    Tingginya proporsi ekspor produk primer
13.    Dominasi ketergantungan dan kerapuhan dalam Hubungan Internasional (Kuncoro;2000:20).
■ Keragaman Karakteristik Negara-negara Berkembang
Todaro dalam Hakim (2002) menggambarkan delapan komponen yang menjadi pembeda karakteritik antar negara :
1.    Ukuran dan tingkat pendapatan
2.    Latar belakang sejarah
3.    Karunia sumber daya fisik manusia
4.    Komposisi etnik dan agama
5.    Peran sektor pemerintah dan swasta
6.    Struktur industri
7.    Ketergantungan eksternal : ekonomi, Politik dan Kultural.
8.    Politik kekuasaan dan kelompok kepentingan. (Hakim;2002:37).
III. TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Arsyad (1999:45) menyebutkan bahwa untuk mengelompokkan teori-teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi didasarkan pada pertimbangan periode waktu lahirnya teori tesebut atau ide dari teori tersebut. Bahasan dalam buku ini adalah bersifat umum karena tidak semua teori bisa diungkap secara lengkap.
1.    Mazhab Historismus  melihat pembangunan berdasarkan perspektif sejarah, metode ini bersifat induktif empiris dengan tokoh-tokohnya adalah :
Friedrich List, menurut dia system liberalisme yang laisezz – faire dapat menjamin alokasi sumberdaya secara optimal. Perkembangan ekonomi tergantung pada peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan. Perkembangan ekonomi akan terjadi jika dalam masyarakat ada kebebasan dalam politik dan kebebasan perorangan, fungsi pemerintah disini adalah melindungi kepentingan golongan lemah diantara masyarakat. Pendekatan List perkembangan melalui 5 tahap yaitu tahap primitive, beternak, pertanian, pertanian dan industri pengolahan dan akhirnya pertanian, industri pengolahan dan perdagangan. Pendekaan List didasarkan pada cara berproduksinya.
Bruno Hildebrand, mengemukakan adanya evolusi dalam perekonomian masyarakat, dan perkembangan ekonomi didasarkan pada cara distribusi yang digunakan. Karena itu dia mengemukakan adanya tiga cara berdistribusi , yaitu : 1. Perekonomian Barter (natura), 2. Perekonomian uang. 3. Perekonomian Kredit.
Karl Bucher, pendapatnya merupakan sintesa dari dua terdahulu sehingga menurutnya perkembangan ekonomi melalui tiga tahap, yaitu : 1. produksi untuk kebutuhan sendiri (subsisten), 2.  perekonomian kota dimana pertukaran sudah meluas, 3. perekonomian nasional dimana pedagang semakin menjadi penting dalam geliat ekonomi.
Walt Whitman Rostow, teori pembangunan ekonominya sangat popular dan paling banyak mendapatkan komentar dari para pakar. WW Rostow (The Stages of Economic Growth / 1960) memilah pembangunan ekonomi bisa dibedakan menjadi 5 tahap, yaitu : 1. Masyarakat Tradisional (the traditional society), 2. prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-off), 3. tinggal landas (the take-off), 4. menuju kedewasaan (the drive to maturity), dan 5. masa konsumsi tinggi (the age of high mass- consumption). Dasar pembedaan yang dicuatkan Rostow adalah karekteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial dan politik. Perubahan merupakan proses transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern dan merupakan proses yang multidimensional. Selain itu Rostow juga mengemukakan bahwa perubahan akan berdampak pada : 1. perubahan orientasi ke dalam bergeser pada orientasi ke luar, 2. NKKBS, 3. Perubahan pola Investasi, 4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat. Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya terbatas dan ditandai oleh cara berproduksi  yang primitive yang didasarkan pada ilmu pra Newton dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun. (Lincolin;1999:48). Ciri-ciri masyarakat tradisional adalah : produktivitas perkapita yang rendah, sumberdaya masyarakat digunakan untuk sektor pertanian, struktur sosial masyarakat bersifat hierarkis, meski nuansa politik bersifat sentralistik namun kekuatan politik ada pada tuan-tuan tanah. Tahap Prasyarat Tinggal Landas merupakan kondisi dimana ditemukan/ditengarai dari  indikasi adanya perubahan dalam masyarakat baik dalam tatanan ekonomi, sosial dan budaya. Tahap ini masyarakatnya dalam masa transisi, dan masyarakat mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustained growth). Pada tahap ini , pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis. Ciri-ciri masyarakat ini adalah : penerapan ilmu pengetahuan modern, munculnya entrepreneur, kenaikan investasi, perubahan radikal masyarakat dalam ilmu pengetahuan, perubahan teknik produksi dan pengambilan resiko. Selain itu peran sektor pertanian  memiliki peran penting dengan alasan kemajuan sektor ini akan menjamin pasokan bahan makanan, dan kenaikan sektor pertanian akan memperluas sektor industri. Ciri lainnya adalah terjadinya pembangunan sarana / infrastruktur secara besar-besaran. Tahap Tinggal Landas, pada tahap ini pertumbuhan ekonomi akan selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastic dalam masyarakat seperti revolusi politik, inovasi, terbukanya pasar-pasar baru, peningkatan pendapatan nasional yang melebihi pertumbuhan penduduk, sehingga pendapatan perkapita meningkat. Selain itu kemampuan negara untuk menggali permodalan dalam negeri juga meningkat. Meski demikian teori ini mendapatkan respon berupa kritik diantaranya adalah tumpang tindihnya tahapan-tahapan yang ada, periode tahap tinggal landas yang meragukan dan adanya masyarakat yang tidak melalui tahapan tradisional. Tahap menuju kedewasaan, adalah suatu tahap dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi. Tahapan ini akan terjadi pola pergeseran sektor mempimpin digantikan oleh sektor baru yang ditengarai oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam dan kebijakan pemerintah yang mendukung proses peralihan tersebut. Tahap konsumsi tinggi, merupakan tahapan terakhir dari teorinya Rostow. Pada tahap ini konsentrasi masyarakat diarahkan pada konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi. Negara yang berada pada posisi ini memiliki 3 macam tujuan yaitu : 1. memperbesar kekuasaan dan pengaruh luar negerinya, sehingga berorientasi pada liberalisme dengan format baru, menciptakan Negara kesejahteraan (welfare state) , 3. meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok menjadi meliputi barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah.
2.  Mashab Analitis  berusaha mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan taat asas (konsisten), tetapi sering bersifat abstrak dan kurang menekankan pada aspek empiris (historisnya). Kajiannya bersifat deduksi teoritis.
TEORI KLASIK
1.    Adam Smith (1723 – 1790)  seorang pelopor pembangunan ekonomi dan laissez faire dan pelopor dalam pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Ada dua aspek dalam pergumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. (Arsyad;1999:55). Bagi Smith potensi pasar bisa ditingkatkan bila warga masyarakat diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan pertukaran dan melakukan kegiatan ekonominya, sehingga Smith bisa juga dikategorikan sebagai penganjur free trade dan laissez faire. Jumlah penduduk menurut Smith akan meningkat bila upah diatas tingkat upah subsisten, artinya adalah bila upah diatas tingkat subsisten maka orang akan kawin muda, tingkat kematian menurun dan jumlah kelahiran meningkat. Tingkat upah ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan tenaga kerja. Upah yang tinggi akan terjadi bila permintaan tenaga kerja lebih besar ketimbang penawaran tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat, karenanya laju permintaan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal.
2.    David Ricardo (1772 – 1823)  ada 4 perangkat teori yang dikembangkan Ricardo, yaitu : 1. nilai dan harga barang, 2. teori tentang distribusi pendapatan, 3. teori tentang perdagangan internasional dan 4. teori tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi. Tema pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output.
NEO KLASIK (SOLOW – SWAN)
Teori ini berkembang sejak tahun 1950-an, dan dasar teori ini berpijak pada aliran klasik. Ekonom pengembang teori ini adalah Robert Solow dan Trevor Swan. Teori klasik mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada :
1.    Pertambahan penyediaan factor-faktor produksi,
2.    Tingkat kemajuan teknologi,
3.    Perekonomian akan selalu dalam keadaan full employment,
4.     Kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu
5.    COR bersifat luwes (output tertentu dicapai dengan kombinasi modal dan  tenaga     kerja)
Fungsi produksi ditunjukkan oleh I1, I2 dan seterusnya. Dalam fungsi produksi yang berbentuk demikian, suatu tingkat output tertentu dapat diciptakan dengan menggunakan berbagai kombinasi modal dan tenaga kerja. Misalnya untuk menciptakan output sebesar I1, kombinasi modal dan  tenaga kerja yang dapat digunakan antara lain (a) K3 dengan L3, (b) K2 deengan L2, dan (c) K1 dengan L1. Dengan demikian, walaupun jumlah modal berubah tetapi terdapat kemungkinan bahwa tingkat output tidak mengalami perubahan.
KEYNESIAN (HARROD DOMAR)
Teori ini merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Dalam teori ini dikatakan bahwa antara modal dan tenaga kerja tidak bisa saling menggantikan. Teori ini, fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan tenaga kerja tidak substitutif). Teori ini menyempurnakan teorinya Keynes dengan menganalisis syarat-syarat yang dieprlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth). Assumsi yang dipergunakan dalam teori ini adalah :
1.    Perekonomian dalam keadaan full employment
2.    Perekonomian terdiri dari 2 sektor yaitu rumah tangga dan perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.
3.    Tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti tabungan dimulai dari titik nol.
4.    MPS besarnya tetap.
Dalam teori Harold Domar tersebut, fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan tenaga kerja tidak substitutif). Untuk menghasilkan output sebesar Q1 diperlukan modal K, dan tenaga kerja L, dan apabila kombinasi itu berubah maka tingkat output berubah. Untuk output sebesar Q2, misalnya hanya dapat diciptakan jika stok modal sebesar K2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar