Ekonomi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan
EKONOMI PEMBANGUNAN
PENYUNTING : SUDJILAH, DRA., SE., ME.,Dr
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ekonomi pembangunan bukan merupakan ilmu yang baru karena pada dasarnya
ekonomi pembangunan ini bangkit kembali dari tidur lelapnya. Memang
selama ini bidang yang satu ini agak terabaikan dengan beberapa alasan
diantaranya :
1. Beberapa negara berkembang sebelum PD II adalah merupakan daerah
jajahan, sehingga para penjajah beranggapan untuk tidak perlu
memperhatikan perkembangan daerah penjajahannya.
2. Kurangnya usaha para pemimpin masyarakat yang dijajah untuk
membahas masalah-masalah pembangunan ekonomi. Mereka memiliki dasar
pembenar bahwa pembangunan ekonomi bisa dilakukan bila penjajahan
berakhir.
3. Di lingkungan ekonomi, penelitian dan analisis mengenai masalah
pembangunan ekonomi masih terbatas. pada era tersebut, para ekonom barat
memusatkan perhatiannya pada bagaimana mengatasi masalah kemelesetan
ekonomi dan pengangguran karena pada dekade awal abad 20, depresi dan
pengangguran merupakan masalah yang utama.
Kondisi demikian mulai berubah pasca PD II. Segenap perhatian
terhadap pembangunan ekonomi mulai tercurah dengan pesat. Hal ini
didasari oleh beberapa alasan, yaitu :
1. Kemauan dan keinginan dari negara-negara bekas jajahan untuk
mengejar ketertinggal mereka dengan negara-negara bekas penjajahnya.
misalnya Indonesia, India, Pakistan, Korea. negara-negara tersebut
relatif miskin dan menghadapi masalah kependudukan yang sangat serius.
2. Berkembangnya perhatian negara-negara maju terhadap Negara Sedang
Berkembang dengan alasan kemanusiaan sehingga mereka bersedia untuk
membantu proses pembangunan di NSB. (alasan ekonomi)
3. Alasan yang lain adalah untuk memperoleh dukungan dalam perang
ideologi antara Blok Barat dengan Blok Timur. (alasan politis).
2. Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan
Ada beberapa cakupan bahasan dalam Ekonomi Pembangunan diantaranya adalah :
1. Pertumbuhan Ekonomi,
2. Kemiskinan,
3. Pembentukan Modal,
4. Pengerahan Tabungan Dan
5. Bantuan Luar Negeri.
Memang dalam perkembangannya terjadi banyak pro dan kontra mengenai
topik yang menjadi bahasan dalam ekoomi pembangunan, hal ini dipicu oleh
miskinnya teori-teori pendukung yang dapat menciptakan kerangka dasar
yang berlaku secara generik dalam memberikan gambaran mengenai proses
pembangunan ekonomi. Meski demikian bukan berarti bahwa pola analisis
ekonomi tidak dapat dijamah sama sekali. karena itu pada hakekatnya
pembahasan dalam ekonomi pembangunan dapat dimasukkan dalam dua
kelompok.
Kelompok pertama, adalah pembahasan mengenai pembangunan ekonomi baik
yang deskriptif maupun analistis yang memberikan gambaran tentang
berbagai sifat perekonomian dan masyarakat di NSB serta implikasi
sifat-sifat tersebut untuk pembangunan ekonomi di kawasan yang
bersangkutan.
Kelompok kedua bersifat memberikan berbagai pilihan kebijaksanaan
pembangunan yang dapat dilaksanakan dalam upaya untuk mempercepat proses
pembangunan di NSB.
Dengan uraian tersebut maka dapatlah dirumuskan bahwa, Ekonomi
Pembangunan adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang menganalisis
masalah-masalah yang dihadapi NSB dan mencari cara-cara untuk mengatasi
masalah-masalah itu agar negara-negara tersebut dapat membangun
ekonominya lebih cepat lagi (
Arsyad;1999:6).
Selain itu diartikan juga bahwa : Ilmu Ekonomi Pembangunan adalah ilmu yang memperlajari pembangunan ekonomi . (Hakim;2002:8).
Sedangkan yang dimaksudkan dengan Pembangunan Ekonomi , dikatakan ada
atau terjadi jika Pendapatan Nasional riil sebuah negara berubah dari
tingkat statis dan kemudian mampu bertumbuh dalam tingkat 5 sampai 7
persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang. Pengertian yang lain
mengatakan bahwa Pembangunan Ekonomi dikatakan ada atau terjadi jika
pendapatan nasional riil per kapita sebauah negara (diukur dalam GNP
riil perkapita atau dalam GDP riil perkapita) berubah dari tingkat
statis dan kemudian mampu tumbuh dalam tingkat 5 sampai 7 persen atau
lebih dalam kurun waktu yang panjang.
Diakui bahwa memang masing-masing definisi tersebut mengandung banyak
kelemahan, dan seiring dengan perkembangan jaman maka Pembangunan
Ekonomi diartikan sebagai berikut : upaya penghapusan atau pengurangan
tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan tingkat pendapatan antara
penduduk, dan penyediaan lapangan kerja dalam konteks yang terus
berkembang, serta upaya untuk mengatasi keterbatasan pola pikir dari
masyarakat negara-negara berkembang.
Pengertian yang lain mengatakan bahwa Pembangunan Ekonomi bisa diartikan
sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya.
Pembangunan Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suau proses yang
menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara
dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Kesimpulannya adalah bahwa dalam pembangunan ekonomi mengandung hal-hal
sebagai berikut :
1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus menerus.
2. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita
3. Kenaikan pendapatan perkapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang
4. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (misalnya ekonomi,
politik, hukum, sosial dan budaya). Sistem kelembagaan ini bisa ditinjau
dari 2 aspek yaitu aspek perbaikan di bidang organisasi (institusi) dan
perbaikan di bidang regulasi (baik legal formal maupun informal).
Konsep lainnya, yang tidak kalah pentingnya dalam Ekonomi Pembangunan
adalah Pertumbuhan Ekonomi. Konsep ini menekankan pada proses kenaikan
GNP atau GDP tanpa memperhatikan kondisi pertumbuhan penduduk dan
perubahan struktur ekonomi. dan teknik produksi baru juga harus
ditingkatkan.
Pembentukan Modal Tetap Bruto
3. Persyaratan Dasar Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi tidak dapat dicapai semata-mata dengan menyingkirkan
hambatan yang menghalangi kemajuan ekonomi. Pendorong utama pertumbuhan
ekonomi ialah: upaya untuk berhemat (ekonomis), peningkatan pengetahuan
atau penerapannya dibidang produksi, dan peningkaan jumlah modal atau
sumber lain perkepala.
Tiga konsep ini nampaknya bisa dibedakan tetapi tidak bisa
dipisahkan. Untuk mencapai asa itulah beberapa persyaratan pembangunan
diperlukan, yaitu:
1. Atas dasar kekuatan sendiri maksudnya bahwa pertumbuhan harus
bertumpu pada kekuatan sendiri. Kekuatan luar adalah sebagai pelengkap
kekuatan nasional, membantu bukan menggantikan. Ketergantungan pada luar
negeri hanya akan menguntungkan pemodal asing yang akan menguras
sumber-sumber kekayaan alam dalam negeri saja.
2. Menghilangkan ketidak sempurnaan pasar ketidak sempurnaan pasar
mengakibatkan immobilitas faktor dan menghambat ekspansi sektoral dan
pembangunan. Untuk meniadakannya, maka lembaga sosio ekonomi yang ada
harus diperbaiki dan diganti dengan yang lebih baik. Fasilitas kredit
yang murah dan lebih luas harus disediakan bagi para petani, pedagang
kecil dan usahawan dan pengetahuan mereka mengenai pasar dan teknik
produksi harus ditingkatkan.
3. Perubahan struktural mengandung arti peralihan dari masyarakat
tradisional menjadi ekonomi industri modern, yang mencakup peralihan
lembaga, sikap sosial dan motivasi yang ada secara radikal, perubahan
struktural semacam ini meyebabkan kesempatan kerja semakin banyak dan
produktivitas meningkat serta penggunaan sumber daya baru dan teknologi
juga akan semakin meningkat.
4. Pembentukan modal Ada yang menyebutkan hal ini sebagai kunci
utama pembangunan ekonomi. Proses pembentukan modal melewati tiga
tahapan, yaitu (1) kenaikan volume tabungan nyata yang tergantung pada
kemauan dan kemampuan menabung, (2) keberadaan lembaga kredit dan
keuangan untuk menggalakkan dan menyalurkan tabungan agar dapat
dialihkan menjadi dana yang dapat diinvestasikan, dan (3) penggunaan
tabungan untuk tujuan investasi dalam barang-barang modal dalam
perusahaan, pembentukan modal biasanya dibarengi dengan pembentukan
keahlian karena keahlian berjalan seiring dengan pembentukan modal.
5. Kriteria investasi yang tepat Kriteria investasi harus memenuhi
persyaratan: penggunaan paling produktif, proyek diarahkan pada
peningkatan manfaat buruh secara maksimum, diarahkan pada pemanfaatan
bahan dalam negeri, pertumbuhan yang seimbang (menjamah semua ranah
sektor perekonomian).
6. Persyaratan sosio budaya perbedaan tetap diakui ada tetapi
jangan dijadikan wahana untuk saling merugikan satu sama lain.
7. Administrasi menciptakan good government dan clean government,
kebutuhan akan pemerintahan yang bersih dan berwibawa akan sangat
mendukung pelaksanaan pembangunan ekonomi. Pemerintah harus memberikan
layanan kepada masyarakat kapan saja dibutuhkan untuk mendorong
pembangunan ekonomi, ketertiban, keadilan, pertahanan dan lain-lainnya.
5. Evolusi Makna Pembangunan
Sejak semula yang membedakan negara maju dengan NSB adalah pendapatan
rakyatnya. Dengan ditingkatkannya pendapatan perkapita diharapkan
masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan
distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat terpecahkan, misalnya
melalui apa yang dinamakan dengan “dampak merembes ke bawah” (trickle
down effect) (Kuncoro;2000:7). Indikator keberhasilan pembangunan
semata-mata dilihat dari meningkatnya GNP perkapita riil. Artinya kata
kunci dalam pembangunan adalah pembentukan modal. Karena itu dikatakan
bahwa akselerasi pembangunan yang dianggap paling tepat adalah dengan
mengundang pemodal asing dan melakukan industrialisasi.
Paradigm tersebut sejatinya diilhami oleh Pengalaman Negara-negara Eropa
(eurocentrism) (Hettne, 1991 dalam Kuncoro;2000:8). Paham ini ditandai
dengan munculnya kapitalisme, naiknya masyarakat borjuis sebagai kelas
yang dominan, relative berhasilnya revolusi industry dan
diperkenalkannya pertumbuhan sebagai ide perkembangan masyarakat.
Mainstream Eropa diterjemahkan lebih lanjut oleh model Liberal, strategi
kapitalis Negara, model soviet dan Keynesianisme. Model liberal
mendasarkan diri pada berlangsungnya mekanisme pasar, industrialsiasi
yang bertahap dan perkembangan teknologi, kapitalis merupakan reaksi
dari paradigm modernisasi, sedangkan Keynesian merupakan manifestasi
dari kapitalisme yang telah mencapai tahap dewasa yang intinya
menghendaki campur tangan peemrintah dalam upaya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
6. Paradigma Baru Dalam Pembangunan
Pertumbuhan (growth) tidak sama dengan pembangunan (development).
Pertumbuhan ekonomi sarat dengan masalah-masalah pengangguran,
kemiskinan di perdesaan, distribusi pendapatan yang timpang dan
ketidakseimbangaan structural (Sjahrir dalam Kuncoro;2000:9). Fakta ini
yang agaknya memperkuat keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan
syarat yang diperlukan (necessary) tetapi tidak mencukup (sufficient)
bagi proses pembangunan. Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan
produksi barang dan jasa secara nasional, sedangkan pembangunan ekonomi
berdimensi lebih luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal
inilah yang menimbulkan pengkajian ulang tentang arti pembangunan
sebagai pergerakan ke atas dari seluruh system social, pertumbuhan
dengan perubahan (growth with change), terutama perubahan-perubahan
nilai dan kelembagaan. Kondisi ini dilandasi argument adanya dimensi
kualitatif yang jauh lebih penting disbanding pertumbuhan ekonomi. Hal
inilah yang merupakan pemacu sekaligus pemicu munculnya paradigm baru
dalam pembangunan ekonomi.
Paradigma-paradigma baru dalam pembangunan yang dimaksud adalah
pertumbuhan dengan distribusi, kebutuhan pokok (basic needs),
pembangunan mandiri (self reliant- growth), pembangunan berkelanjutan
dengan perhatian terhadap alam (ecodevelopment), pembangunan yang
memperhatikan ketimpangan pendapatan menurut etnis (ethnodevelopment).
Karena itu boleh dikatakan bahwa pembangunan harus dilihat sebagai
proses yang multidimensi yang mencakup tidak hanya pembangunan ekonomi,
namun juga mencakup perubahan-perubahan utama dalam struktur social,
perilaku dan kelembagaan.
6. Manfaat Pembangunan Ekonomi
1. Output kekayaan dari masyarakat akan bertambah
2. Pilihan menjadi semakin luas
3. Memberikan kemampuan yang lebih besar kepada manusia untuk
menguasai alam, dan akan dapat mempertinggi kebebasan manusia untuk
mengadakan suatu tindakan tertentu.
4. Dapat diperoleh suatu tambahan kebebasan untuk memilih kesenangan
yang lebih luas. Dalam perekonomian yang masih primitif orang dipaksa
untuk bekerja keras hanya untuk mempertahankan hidupnya untuk sekedar
tidak mati.
5. Idealnya untuk mengurangi gap antara yang kaya dan yang miskin, antara negara maju dan negara sedang berkembang.
6. Memungkinkan orang untuk memikirkan lebih banyak sifat-sifat
kemanusiaan oleh karena semakin banyaknya sarana yang tersedia.
(Prayitno;1996:44).
II. INDIKATOR PEMBANGUNAN
Meier (1995:7) mengatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses
dimana pendapatan perkapita suatu Negara meningkat selama kurun waktu
yang panjang, dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah
“garis kemiskinan absolute” tidak meningkat dan distribusi pendapatan
tidak semakin timpang. Dengan mencermati pengertian tersebut, Kuncoro
(2000:18) mengatakan maka indikator-indikator kunci pembangunan pada
dasarnya dapat diklasifikasikan ke dalam : indikator ekonomi adalah GNP
per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP perkapita dengan Purchasing
Power Parity, sedangkan indikator social meliputi HDI (Human Development
Index) dan PQLI (Physical Quality Life Index) atau Indeks Mutu Hidup
1. Indikator Ekonomi (indicator moneter)
■ Klasifikasi Negara-negara berkembang
Salah satu klasifikasi yang dibuat oleh Bank Dunia adalah :
1. Negara-negara berpendapatan rendah ($675 atau kurang) pada tahun 1993. low income economies.
2. Negara-negara dengan pendapatan menengah ($ 675 – $ 8.355) pada
tahun 1993 middle income economies. Kuncoro (2000:19) memilah lagi
menjadi lower middle income economies ($695-$2.785), upper middle income
economies ($ >2785 – < $8.626).
3. Negara-negara dengan pendapatan tinggi ($8.356 lebih) pada tahun 1993. (Hakim;2002:22).
4. Dunia (World) meliputi semua Negara di dunia termasuk
Negara-negara yang datanya langka dan dengan penduduk kurang dari 1 juta
jiwa (Kuncoro;2000:19).
Tahun 1993, World Bank memperkenalkan beberapa sebutan bagi beberapa Negara, yaitu :
1. High Performaing Asian Economies (HPAEs): 1. The four Tigers
(Hongkong, Korsel, Singapura, Taiwan), 2. Newly Industrializing
Economies (NIEs) (Indonesia, Malaysia dan Thailand).
2. Asia Timur mencakup semua Negara berpenghasilan rendah dan menengah di kawasan Asia Timur dan Tenggara serta Pasifik.
3. Asia Selatan mencakup Bangladesh, Bhutan, India, Myanmar, Nepal, Pakistan dan Srilangka.
4. Sub-Sahara Afrika meliputi semua Negara dis ebelah selatan gurun
Sahara termasuk Afrika Selatan, namun tidak termasuk Mauritius, Reunion
dan Seychelles.
5. Eropa,Timur Tengah dan Afrika utara mencakup Negara berpenghasilan
menengah di kawasan Eropa (Bulgaria, Chekoslovakia, Yunani, Hungaria,
polandia, Portugal, Rumania, Turki dan Bekas Yugoslavia) dans emua
Negara di kawasan Afrika Utara dan timur Tengah, serta Afganistan.
6. Amerika Latin dan karibia terdiri atas semua Negara Amerika dan
karibia disebelah selatan Amerika serikat. (World Bank1993;dalam
Kuncoro;2000;:22)
■ Pendapatan per Kapita .
Indikator ini paling banyak dipergunakan sebagai indikator dalam
pembangunan ekonomi suatu Negara, selain itu juga dipakai untuk arena
pembeda antara Negara maju dengan Negara Sedang Berkembang. Pendekatan
ini memiliki kelemahan yaitu: 1. Indeks kesejahteraan hanya bersumber
dari pendapatan perkapita. Maknanya bahwa tidak selamanya ukuran ini
benar-benar mencerminkan kondisi seseorang. Masih banyak hal lain yang
menentukan kesejahteraan seseorang, misalnya adalah kondisi geografis,
iklim, kebebasan berpendapat dll. 2. Ada sebagian bidang pekerjaan yang
sejatinya bila ditelisik lebih lanjut produktif tetapi terlewatkan tidak
diperhitungkan dalam pendapatan nasional.3. Tidak dipertimbangkannya
perilaku penduduk, misalnya ada penduduk yang suka meluangkan waktu
senggang (leisure time) dan enggan untuk bekerja keras untuk memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi. 4. Pencapaian pembangunan ekonomi semakin
banyak membutuhkan pengorbanan masyarakat. 5. Perhitungan ini
mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan antar Negara.
■ Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih
Dilakukan dengan penyempurnaan nilai-nilai GNP yang dikenal dengan Net
Economic Welfare (NEW). NEW dilakukan dengan dua cara yaitu koreksi
Positif dan koreksi Negatif. Koreksi positif dilakukan dengan mencermati
waktu senggang (leisure time) yaitu yang berkaitan dengan jumlah jam
kerja dalam seminggu, dan perkembangan sektor informal. Waktu senggang
ini bisa saja meningkat yang artinya adalah bahwa pendapatan perkapita
menurun tetapi masyarakat merasa lebih sejahtera. Sedangkan sektor
informal dipilah menjadi dua yaitu legal dan melawan hukum. Kegiatan
legal tapi terluput dari perhitungan adalah kegiatan yang dilakukan
sendiri dirumah dan kegiatan illegal misalnya adalah mereka yang
berkecimpung dalam Black Market sehingga mereka terhindar dari pajak.
Koreksi Negatif, berkaitan dengan masalah kerusakan lingkungan (misalnya
penambangan pasir, galian batu kali, polusi udara), mestinya
dikurangkan dalam perhitungan GNP untuk mendapatkan NEW.
■ GDP dengan Purchasing Power Parity
Perhitungan dengan GDP memiliki beberapa kelemahan dalam perhitungan
pendapatan sebuah negara, karena kesemuanya diukur dalam satu mata uang
yang sama. Untuk menetralsiir, maka dipergunakan PPP yang mencerminkan
daya beli satu unit mata uang local untuk membeli barang dan jasa di
negara yang bersangkutan, yang mungkin lebih rendah atau lebih tinggi
daya belinya untuk membeli barang/jasa di negara lain pada kurs valas
yang berlaku.
2. Indikator Sosial (indicator non moneter)
Indikator ini ini antara lain meliputi : tingkat harapan hidup, konsumsi
protein hewani perkapita, % anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan
menengah, % anak yang sekolah di kejuruan, jumlah surat kabar, jumlah
telepon, jumlah radio, % lelaki dewasa di sektor prtanian, % tenaga
kerja yang bekerja di sektor listrik, gas, air, kesehatan, pengangkutan,
pergudangan dan komunikasi, PDB yqng berasal dari industri pengolahan,
konsumsi energi/kapita, konsumsi listrik/kapita, konsumsi baja/kapita,
nilai perkapita perdagangan LN.
Kelemahan GNP sebagai ukuran kesejahteraan, diantaranya adalah tidak
memasukkan produksi yang tidak melalui pasar seperti perekonomian
subsisten, jasa ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga, transaksi
barang bekas, kerusakan lingkungan, sector informal, kerusakan
lingkungan dan distribusi pendapatan. Karena itu muncul indikator lain
sebagai pelengkap ataupun alternative dari indikator
kesejahteraan/kemakmuran yang tradisional.
■ Indeks Mutu Hidup / Physical Quality Life Index merupakan index
komposit 3 indikator yaitu: harapan hidup pada usia satu tahun, angka
kematian dan tingkat melek huruf.
■ Human Development Index berdasarkan tiga indikator yaitu usia
panjang yang diukur dari tingkat harapan hidup, 2. Pengetahuan yang
diukur dari rata-rata tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat
membaca dan rata-rata tahun sekolah, 3. Penghasilan yang diukur dengan
pendapatan perkapita riil menurut daya beli mata uang masing-masing
Negara dan asumsi utilitas marginal penghasilan. Ada 3 kelompok HDI
yaitu 1. low human development dengan nilai 0,0 hingga 0,50. 2. Medium
human development dengan nilai 0,51 hingga 0,79 dan 3. Negara dengan
nilai HDI tinggi/high human development diatas 0,80. Hitungan ini adalah
secara relative bukan absolute, dan HDI memfokuskan pada tujuan akhir
(usia panjang, pengetahuan dan pilihan material) pembangunan dan tidak
sekedar alat pembangunan (hanya GNP perkapita). Indeks Kualitas
Hidup/IKH atau Physical Quality of Life Index /PQLI, merupakan indeks
gabungan dari tingkat harapan hidup, angka kematian dan tingkat melek
huruf. Tahun 1990 UNDP mengembangkan suatu indeks yang sekarang dikenal
sebagai Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index = HDI).
Indikator-indikator yang dipergunakan adalah : tingkat harapan hidup,
tingkat melek huruf dan tingkat pendapatan riil perkapita berdasarkan
daya beli masing-masing negara. HDI berkisar seputar 0 -1, dimana bila
indeks semakin mendekati angka 1 berarti angka indeks pembangunan
manusianya semakin tinggi. Dan yang terakhir adalah indeks campuran yang
antar lain muatannya meliputi : pendidikan, kesehatan, perumahan,
angkatan kerja, Keluarga Berencana dan fertilitas, Ekonomi (income
perkapita), kriminalitas, perjalanan wisata, akses ke media massa.
■ Kesamaan Karakteristik Negara-negara Berkembang
Secara umum kesamaan yang bisa dijumpai diantara negara-negara berkembang adalah :
1. Standar hidup yang rendah, hal ini disebabkan oleh pendapatan yang
rendah, ketimpangan distribusi pendapatan yang tinggi, buruknya
pelayanan kesehatan, sistem pendidikan yang tidak memadai.
2. Produktivitas yang rendah, yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu
: 1. kekurangan input komplementer dalam proses produksi (akumulasi
kapital), 2. Faktor kelembagaan kurang mendukung, 3. Kualitas kekuatan
dan kesehatan fisik pekerja yang ikut memperlemah produktivitas kerja.
3. Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban ketergantungan yang tinggi.
4. Angkatan Kerja dengan Skill yang rendah,Tingkat pengangguran Penuh dan Terselubung yang tinggi dan terus tumbuh.
5. Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor barang-barang primer.
6. Dominan, tergantung, dan rentan dalam hubungan internasional (Todaro:1994:38-54)
7. Tingginya proporsi angkatan kerja disektor pertanian
8. Ketidak cukupan teknologi dan Kapital
9. Rendahnya Tingkat Tabungan
10. Perekonomian Dualistik
11. Ketergantungan yang bervariasi pada perdagangan internasional
12. Tingginya proporsi ekspor produk primer
13. Dominasi ketergantungan dan kerapuhan dalam Hubungan Internasional (Kuncoro;2000:20).
■ Keragaman Karakteristik Negara-negara Berkembang
Todaro dalam Hakim (2002) menggambarkan delapan komponen yang menjadi pembeda karakteritik antar negara :
1. Ukuran dan tingkat pendapatan
2. Latar belakang sejarah
3. Karunia sumber daya fisik manusia
4. Komposisi etnik dan agama
5. Peran sektor pemerintah dan swasta
6. Struktur industri
7. Ketergantungan eksternal : ekonomi, Politik dan Kultural.
8. Politik kekuasaan dan kelompok kepentingan. (Hakim;2002:37).
III. TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Arsyad (1999:45) menyebutkan bahwa untuk mengelompokkan teori-teori
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi didasarkan pada pertimbangan periode
waktu lahirnya teori tesebut atau ide dari teori tersebut. Bahasan
dalam buku ini adalah bersifat umum karena tidak semua teori bisa
diungkap secara lengkap.
1. Mazhab Historismus melihat pembangunan berdasarkan perspektif
sejarah, metode ini bersifat induktif empiris dengan tokoh-tokohnya
adalah :
Friedrich List, menurut dia system liberalisme yang laisezz – faire
dapat menjamin alokasi sumberdaya secara optimal. Perkembangan ekonomi
tergantung pada peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan
kebudayaan. Perkembangan ekonomi akan terjadi jika dalam masyarakat ada
kebebasan dalam politik dan kebebasan perorangan, fungsi pemerintah
disini adalah melindungi kepentingan golongan lemah diantara masyarakat.
Pendekatan List perkembangan melalui 5 tahap yaitu tahap primitive,
beternak, pertanian, pertanian dan industri pengolahan dan akhirnya
pertanian, industri pengolahan dan perdagangan. Pendekaan List
didasarkan pada cara berproduksinya.
Bruno Hildebrand, mengemukakan adanya evolusi dalam perekonomian
masyarakat, dan perkembangan ekonomi didasarkan pada cara distribusi
yang digunakan. Karena itu dia mengemukakan adanya tiga cara
berdistribusi , yaitu : 1. Perekonomian Barter (natura), 2. Perekonomian
uang. 3. Perekonomian Kredit.
Karl Bucher, pendapatnya merupakan sintesa dari dua terdahulu sehingga
menurutnya perkembangan ekonomi melalui tiga tahap, yaitu : 1. produksi
untuk kebutuhan sendiri (subsisten), 2. perekonomian kota dimana
pertukaran sudah meluas, 3. perekonomian nasional dimana pedagang
semakin menjadi penting dalam geliat ekonomi.
Walt Whitman Rostow, teori pembangunan ekonominya sangat popular dan
paling banyak mendapatkan komentar dari para pakar. WW Rostow (The
Stages of Economic Growth / 1960) memilah pembangunan ekonomi bisa
dibedakan menjadi 5 tahap, yaitu : 1. Masyarakat Tradisional (the
traditional society), 2. prasyarat untuk tinggal landas (the
preconditions for take-off), 3. tinggal landas (the take-off), 4. menuju
kedewasaan (the drive to maturity), dan 5. masa konsumsi tinggi (the
age of high mass- consumption). Dasar pembedaan yang dicuatkan Rostow
adalah karekteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial dan politik.
Perubahan merupakan proses transformasi masyarakat tradisional menjadi
masyarakat modern dan merupakan proses yang multidimensional. Selain itu
Rostow juga mengemukakan bahwa perubahan akan berdampak pada : 1.
perubahan orientasi ke dalam bergeser pada orientasi ke luar, 2. NKKBS,
3. Perubahan pola Investasi, 4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat.
Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya
terbatas dan ditandai oleh cara berproduksi yang primitive yang
didasarkan pada ilmu pra Newton dan cara hidup masyarakat yang masih
sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi
kebiasaan tersebut telah turun temurun. (Lincolin;1999:48). Ciri-ciri
masyarakat tradisional adalah : produktivitas perkapita yang rendah,
sumberdaya masyarakat digunakan untuk sektor pertanian, struktur sosial
masyarakat bersifat hierarkis, meski nuansa politik bersifat
sentralistik namun kekuatan politik ada pada tuan-tuan tanah. Tahap
Prasyarat Tinggal Landas merupakan kondisi dimana ditemukan/ditengarai
dari indikasi adanya perubahan dalam masyarakat baik dalam tatanan
ekonomi, sosial dan budaya. Tahap ini masyarakatnya dalam masa transisi,
dan masyarakat mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri
(self-sustained growth). Pada tahap ini , pertumbuhan ekonomi akan
terjadi secara otomatis. Ciri-ciri masyarakat ini adalah : penerapan
ilmu pengetahuan modern, munculnya entrepreneur, kenaikan investasi,
perubahan radikal masyarakat dalam ilmu pengetahuan, perubahan teknik
produksi dan pengambilan resiko. Selain itu peran sektor pertanian
memiliki peran penting dengan alasan kemajuan sektor ini akan menjamin
pasokan bahan makanan, dan kenaikan sektor pertanian akan memperluas
sektor industri. Ciri lainnya adalah terjadinya pembangunan sarana /
infrastruktur secara besar-besaran. Tahap Tinggal Landas, pada tahap ini
pertumbuhan ekonomi akan selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi
perubahan yang drastic dalam masyarakat seperti revolusi politik,
inovasi, terbukanya pasar-pasar baru, peningkatan pendapatan nasional
yang melebihi pertumbuhan penduduk, sehingga pendapatan perkapita
meningkat. Selain itu kemampuan negara untuk menggali permodalan dalam
negeri juga meningkat. Meski demikian teori ini mendapatkan respon
berupa kritik diantaranya adalah tumpang tindihnya tahapan-tahapan yang
ada, periode tahap tinggal landas yang meragukan dan adanya masyarakat
yang tidak melalui tahapan tradisional. Tahap menuju kedewasaan, adalah
suatu tahap dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi
modern pada hampir semua kegiatan produksi. Tahapan ini akan terjadi
pola pergeseran sektor mempimpin digantikan oleh sektor baru yang
ditengarai oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam dan kebijakan
pemerintah yang mendukung proses peralihan tersebut. Tahap konsumsi
tinggi, merupakan tahapan terakhir dari teorinya Rostow. Pada tahap ini
konsentrasi masyarakat diarahkan pada konsumsi dan kesejahteraan
masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi. Negara yang berada pada
posisi ini memiliki 3 macam tujuan yaitu : 1. memperbesar kekuasaan dan
pengaruh luar negerinya, sehingga berorientasi pada liberalisme dengan
format baru, menciptakan Negara kesejahteraan (welfare state) , 3.
meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok menjadi
meliputi barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah.
2. Mashab Analitis berusaha mengungkapkan proses pertumbuhan
ekonomi secara logis dan taat asas (konsisten), tetapi sering bersifat
abstrak dan kurang menekankan pada aspek empiris (historisnya).
Kajiannya bersifat deduksi teoritis.
TEORI KLASIK
1. Adam Smith (1723 – 1790) seorang pelopor pembangunan ekonomi dan
laissez faire dan pelopor dalam pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang. Ada dua aspek dalam pergumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan
output total dan pertumbuhan penduduk. (Arsyad;1999:55). Bagi Smith
potensi pasar bisa ditingkatkan bila warga masyarakat diberikan
kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan pertukaran dan melakukan
kegiatan ekonominya, sehingga Smith bisa juga dikategorikan sebagai
penganjur free trade dan laissez faire. Jumlah penduduk menurut Smith
akan meningkat bila upah diatas tingkat upah subsisten, artinya adalah
bila upah diatas tingkat subsisten maka orang akan kawin muda, tingkat
kematian menurun dan jumlah kelahiran meningkat. Tingkat upah ditentukan
oleh kekuatan penawaran dan permintaan tenaga kerja. Upah yang tinggi
akan terjadi bila permintaan tenaga kerja lebih besar ketimbang
penawaran tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja ditentukan oleh stok
modal dan tingkat output masyarakat, karenanya laju permintaan tenaga
kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal.
2. David Ricardo (1772 – 1823) ada 4 perangkat teori yang
dikembangkan Ricardo, yaitu : 1. nilai dan harga barang, 2. teori
tentang distribusi pendapatan, 3. teori tentang perdagangan
internasional dan 4. teori tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi.
Tema pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara pertumbuhan
penduduk dan laju pertumbuhan output.
NEO KLASIK (SOLOW – SWAN)
Teori ini berkembang sejak tahun 1950-an, dan dasar teori ini berpijak
pada aliran klasik. Ekonom pengembang teori ini adalah Robert Solow dan
Trevor Swan. Teori klasik mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi
tergantung pada :
1. Pertambahan penyediaan factor-faktor produksi,
2. Tingkat kemajuan teknologi,
3. Perekonomian akan selalu dalam keadaan full employment,
4. Kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu
5. COR bersifat luwes (output tertentu dicapai dengan kombinasi modal dan tenaga kerja)
Fungsi produksi ditunjukkan oleh I1, I2 dan seterusnya. Dalam fungsi
produksi yang berbentuk demikian, suatu tingkat output tertentu dapat
diciptakan dengan menggunakan berbagai kombinasi modal dan tenaga kerja.
Misalnya untuk menciptakan output sebesar I1, kombinasi modal dan
tenaga kerja yang dapat digunakan antara lain (a) K3 dengan L3, (b) K2
deengan L2, dan (c) K1 dengan L1. Dengan demikian, walaupun jumlah modal
berubah tetapi terdapat kemungkinan bahwa tingkat output tidak
mengalami perubahan.
KEYNESIAN (HARROD DOMAR)
Teori ini merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan
ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Dalam teori ini
dikatakan bahwa antara modal dan tenaga kerja tidak bisa saling
menggantikan. Teori ini, fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah
modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan
tenaga kerja tidak substitutif). Teori ini menyempurnakan teorinya
Keynes dengan menganalisis syarat-syarat yang dieprlukan agar
perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan
kata lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar
perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth).
Assumsi yang dipergunakan dalam teori ini adalah :
1. Perekonomian dalam keadaan full employment
2. Perekonomian terdiri dari 2 sektor yaitu rumah tangga dan
perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.
3. Tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti tabungan dimulai dari titik nol.
4. MPS besarnya tetap.
Dalam teori Harold Domar tersebut, fungsi produksinya berbentuk L
karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output
tertentu (modal dan tenaga kerja tidak substitutif). Untuk menghasilkan
output sebesar Q1 diperlukan modal K, dan tenaga kerja L, dan apabila
kombinasi itu berubah maka tingkat output berubah. Untuk output sebesar
Q2, misalnya hanya dapat diciptakan jika stok modal sebesar K2.